Manusia belum menjadi manusia ketika melupakan manusia yang lain. Seperti buku "Swordless Samurai", keinginan sewaktu SMA, sedikit bahasan seni, dan sedikit perbincangan tentang perempuan. Keluarlah sebuah gagasan lama. Taukah tentang disabilitas? Membuat sebuah sanggar seni untuk anak berkebutuhan khusus. Baru-baru ini aku berpikir lebih jauh, bagaimana kalau universitas. Universitas untuk para disabilitas. Universitas? Bagaimana bisa?
Kambas lalu bercerita seorang temannya yang notabene tidak pandai di kuliah, tetapi sudah ditawari jadi supervisi sebuah perusahaan yang tidak kecil. Muncul dari kepedulian sosialnya bersama teman-teman SMA nya, teman Kambas mendirikan sebuah komunitas peduli disabilitas, YHA. Membuka mataku, ternyata siapapun bisa. Aku yang dulu berpikir 'uang' sebagai syarat nomor 1, sekarang aku mulai mengerti. Ternyata mimpi harus dimulai, bukan ditunggu. "Kayalah untuk bisa membantu orang lain" kata Kambas. Tapi itu hanya syarat nomor sekian.
Sebuah Universitas. Tak banyak orang bisa merasakan pendidikan tinggi. Pendidikan yang sesuai dengan potensinya. Every body is unique. Kesempatan bagi kita terbuka lebar, tetapi tidak bagi mereka. Mimpi ini harus dimulai, Mimpi Kecil dari Manut!
Selesai
Mimpi Kecil dari Manut (1)
Mimpi Kecil dari Manut (2)
Selesai
Mimpi Kecil dari Manut (1)
Mimpi Kecil dari Manut (2)
No comments:
Post a Comment