28 Oktober 2016 adalah hari sumpah pemuda, berbarengan dengan janji wisudawan Universitas Diponegoro ke-144. Menjadi bagian dari 3600-an Mahasiswa UNDIP yang menamatkan studinya periode ini merupakan hal yang sangat membanggakan. Universitas ini menjadi kawah Candradimuka yang telah menempaku. Ketika pikiranku melayang kembali pada yang terjadi selama 3 tahun, sangat terasa betapa kerasnya kawah Candradimuka ini menempaku. Begitu banyak yang aku dapatkan disini, berbagai hal yang tidak dapat dibeli dengan uang tentunya. Meskipun begitu, tak banyak yang aku fahami, namun akan aku tanamkan dalam diri. Setelah ini bukan akhir dari perjalananku, karena hari depan jauh lebih terjal dari hari hariku disini. Life is a journey!
27 Oktober pagi, Mei Dina datang dari Jakarta. Perjalanan kereta yang cukup lama membuatnya butuh istirahat. Setelah aku ajak makan, aku antar ke kos Aenun. Selesai ku antar akhirnya bisa tidur setelah semalam begadang. Sorenya aku ajak sedikit melihat lihat Semarang sekaligus berbuka puasa. Pikiranku tertuju pada komplek bangunan peninggalan zaman Belanda, Kota Lama. Tidak banyak yang aku tawarkan, baru pertama juga aku kesini.
Cukup dengan hidangan berbuka, kami bersiap untuk hari besok, hari Wisuda. Malam ini antar dia dulu terus ikut rapat WAPEALA sebentar. Baru menuju mas Wahyu untuk berangkat bersama esoknya. oh iya, dari WAPEALA-lah aku bisa pada titik ini. Rasanya masih sangat-sangat banyak ilmu yang ingin aku timba disini. Semakin dicari semakin tau saja kalau ilmuku disini belum ada apa-apanya.
|
Mas Wahyu |
|
Pengambilan Ijazah |
|
Rektor dan Jajarannya |
|
Edy Purwanto, rekan seperjuanganku di Wapeala |
|
Foto Keluarga, dari kiri Mas Wahyu, Bapak, Agung, Ibuk, Aku. |
|
Mei. |
|
Mei. |
No comments:
Post a Comment