21 November 2015

Menyapa Negeriku



PENDAPAT DAN IMPIANMU TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA :
RAPBN Kemendikbud anggaran tahun 2015 bukanlah jumlah yang sedikit. Tahun 2015 ini anggaran unutk pendidikan mencapai 52 Triliun. Sayangnya masih banyak daerah di negeri ini yang belum mengenyam pendidikan dengan pantas. Pendidikan masih belum merata di semua daerah. Terutama daerah-daerah yang sulit dicapai dengan transportasi darat. Sebagai contoh di daerah Ugimba kabupaten Intan Jaya yang dihuni sekitar 1600 jiwa, masih belum terdapat sekolah dasar yang memadai.
Di Tahun 2015 ini pendidikan merupakan kebutuhan primer. Baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Namun tak jarang orang tua yang kurang menyadari hal tersebut. Hal ini terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Bahkan di kota besar sekalipun. Sebagai kebutuhan pokok, sudah selayaknya pendidikan menjadi prioritas utama. Pendidikan hanya sebagai pelengkap ijazah saja. Jadi, masyarakat Indonesia masih kurang sadar pendidikan.
                “Tuntutlah ilmudari buaian  sampai ke liang lahat”, Kata Rosulullah. Pendidikan tidak hanya hanya pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi), melainkan ada juga pendidikan non formal (Kursus, Training, dll), pendidikan karakter, pendidikan sosial/bermasyarakat, pendidikan keluarga, pendidikan agama, dan lain sebagainya. Namun kondisi sekarang malah merujuk pada status jenjang pendidikan saja.
                Orang Indonesia bukanlah orang bodoh. Terbukti dengan prestasi-prestasi Olimpiade Sains Internasional yang selalu dipegang oleh saudara-saudara kita. Namun ketika usai pendidikan, banyak dari prang Indonesia yang keluar negeri. Hal itu dikarenakan Indonesia belum bisa memfasilitasi pengembangan bidang keilmuan.
Melihat semua warga negara Indonesia mengenyam pendidikan yang layak, tanpa deskriminasi, dan merata adalah harapanku dari dulu. Suatu saat nanti rakyat Indonesia harus haus akan ilmu dan pendidikan di Indoensia juga harus mendukung hal tersebut. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita tidak bisa lepas oleh makhluk lainnya. Seperti flora, fauna, hutan, sungai, danau, laut dan semua isi alam ini. Indonesia harus pintar, tetapi tidak untuk disalahgunakan. Oleh karena itu perlu konsep baru dalam pendidikan, yaitu pendidikan berbasis alam. Satu hal lagi harapan saya adalah melihat pendidikan di Indoensia tidak hanya teori saja, diimbangi penelitian dan praktek. Agar semakin banyak Habibi-Habibi muda di Indonesia ini.
JIKA KAMU TERPILIH INPIRASI APA YANG AKAN KAMU BAGIKAN :
Di Universitas saya tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam. Di sini saya belajar banyak dari lingkungan, alam dan manusiannya. Oleh karena itu saya ingin berbagi cerita-cerita saya tentang hal tersebut. Beberapa yang  saya dapatkan dan ingin saya bagikan di saudara-saudara saya di daerah adalah budaya membaca, budaya menulis, dan budaya peduli lingkungan.
CERITAKAN SINGKAT TENTANG PENGALAMAN ANDA MENGUNJUNGI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA :
Saya terlahir di desa Krakitan Klaten. Disana banyak masyarakat yang membatik, bercocok tanam, berdagang dan tak sedikit juga yang merantau di Jakarta. Setiap moment lebaran menjadi kesempatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Semua orang mempersiapkan lebaran. Semua orang berkumpul. Banyak pejabat-pejabat dari kota-kota besar yang pulang ke kampung halaman kecil ini. Rawa di sana menjadi hiburan tersendiri bagi warga. Desa itu telah mengenyam pendidikan Islam dan baca tulis islam dari sebelum mengenal tulisan alfabet. Pendidikan disana dilakukan di rumah kakekku setiap sore hari. Mulai dari mengaji, membaca, membatik sampai berbagai hal lain. Sebagai hasilnya banyak warga yang telah hidup mapan sekarang.
Ketika saya mendaki gunung, menyusur sungai, memasuki goa, memanjat tebing atau menyelam pasti melewati sebuah desa terakhir. Hampir setiap desa yang saya lalui masih banyak yang berumah kayu. Disana pun jauh dari sekolah. Akses menuju kesana juga terkadang susah. Dari segi pendidikan dan ekonomi masih relatif kurang. Sangat terasa sekali keihklasan mereka menerima tamu dari mahasiswa. Pernah beberapa kali mengadakan pengabdian disana.
Sewaktu Mahasiswa Baru, saya juga ikut serta dalam Bhakti Sosial di Desa Sangup, lereng Gunung Merapi. Kami mengadakan hiburan rakyat, pemasangan lampu jalan, pakaian murah, seminar, mengajar siswa SD, dan pembagian sembako. Masyarakat disana menerima kehadiran kami dengan hangat.

No comments:

Post a Comment