PENDAPAT DAN IMPIANMU
TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA :
RAPBN Kemendikbud
anggaran tahun 2015 bukanlah jumlah yang sedikit. Tahun 2015 ini anggaran unutk
pendidikan mencapai 52 Triliun. Sayangnya masih banyak daerah di negeri ini
yang belum mengenyam pendidikan dengan pantas. Pendidikan masih belum merata di
semua daerah. Terutama daerah-daerah yang sulit dicapai dengan transportasi
darat. Sebagai contoh di daerah Ugimba kabupaten Intan Jaya yang dihuni sekitar
1600 jiwa, masih belum terdapat sekolah dasar yang memadai.
Di Tahun 2015
ini pendidikan merupakan kebutuhan primer. Baik itu pendidikan formal maupun
nonformal. Namun tak jarang orang tua yang kurang menyadari hal tersebut. Hal
ini terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Bahkan di kota besar
sekalipun. Sebagai kebutuhan pokok, sudah selayaknya pendidikan menjadi prioritas
utama. Pendidikan hanya sebagai pelengkap ijazah saja. Jadi, masyarakat Indonesia
masih kurang sadar pendidikan.
“Tuntutlah ilmudari buaian sampai ke liang lahat”, Kata Rosulullah.
Pendidikan tidak hanya hanya pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan
Perguruan Tinggi), melainkan ada juga pendidikan non formal (Kursus, Training,
dll), pendidikan karakter, pendidikan sosial/bermasyarakat, pendidikan keluarga,
pendidikan agama, dan lain sebagainya. Namun kondisi sekarang malah merujuk
pada status jenjang pendidikan saja.
Orang
Indonesia bukanlah orang bodoh. Terbukti dengan prestasi-prestasi Olimpiade
Sains Internasional yang selalu dipegang oleh saudara-saudara kita. Namun
ketika usai pendidikan, banyak dari prang Indonesia yang keluar negeri. Hal itu
dikarenakan Indonesia belum bisa memfasilitasi pengembangan bidang keilmuan.
Melihat semua
warga negara Indonesia mengenyam pendidikan yang layak, tanpa deskriminasi, dan
merata adalah harapanku dari dulu. Suatu saat nanti rakyat Indonesia harus haus
akan ilmu dan pendidikan di Indoensia juga harus mendukung hal tersebut.
Sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita tidak bisa lepas oleh makhluk lainnya.
Seperti flora, fauna, hutan, sungai, danau, laut dan semua isi alam ini.
Indonesia harus pintar, tetapi tidak untuk disalahgunakan. Oleh karena itu
perlu konsep baru dalam pendidikan, yaitu pendidikan berbasis alam. Satu hal
lagi harapan saya adalah melihat pendidikan di Indoensia tidak hanya teori
saja, diimbangi penelitian dan praktek. Agar semakin banyak Habibi-Habibi muda
di Indonesia ini.
JIKA KAMU TERPILIH
INPIRASI APA YANG AKAN KAMU BAGIKAN :
Di Universitas
saya tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam. Di sini saya belajar banyak dari
lingkungan, alam dan manusiannya. Oleh karena itu saya ingin berbagi
cerita-cerita saya tentang hal tersebut. Beberapa yang saya dapatkan dan ingin saya bagikan di
saudara-saudara saya di daerah adalah budaya membaca, budaya menulis, dan
budaya peduli lingkungan.
CERITAKAN SINGKAT
TENTANG PENGALAMAN ANDA MENGUNJUNGI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA :
Saya terlahir
di desa Krakitan Klaten. Disana banyak masyarakat yang membatik, bercocok
tanam, berdagang dan tak sedikit juga yang merantau di Jakarta. Setiap moment lebaran menjadi kesempatan yang
sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Semua orang mempersiapkan lebaran.
Semua orang berkumpul. Banyak pejabat-pejabat dari kota-kota besar yang pulang
ke kampung halaman kecil ini. Rawa di sana menjadi hiburan tersendiri bagi
warga. Desa itu telah mengenyam pendidikan Islam dan baca tulis islam dari
sebelum mengenal tulisan alfabet. Pendidikan disana dilakukan di rumah kakekku
setiap sore hari. Mulai dari mengaji, membaca, membatik sampai berbagai hal
lain. Sebagai hasilnya banyak warga yang telah hidup mapan sekarang.
Ketika saya
mendaki gunung, menyusur sungai, memasuki goa, memanjat tebing atau menyelam
pasti melewati sebuah desa terakhir. Hampir setiap desa yang saya lalui masih
banyak yang berumah kayu. Disana pun jauh dari sekolah. Akses menuju kesana
juga terkadang susah. Dari segi pendidikan dan ekonomi masih relatif kurang.
Sangat terasa sekali keihklasan mereka menerima tamu dari mahasiswa. Pernah
beberapa kali mengadakan pengabdian disana.
Sewaktu
Mahasiswa Baru, saya juga ikut serta dalam Bhakti Sosial di Desa Sangup, lereng
Gunung Merapi. Kami mengadakan hiburan rakyat, pemasangan lampu jalan, pakaian
murah, seminar, mengajar siswa SD, dan pembagian sembako. Masyarakat disana
menerima kehadiran kami dengan hangat.
No comments:
Post a Comment