29 November 2015

Simulasi Pengenalan Medan Calon Masa Bhakti Wapeala UNDIP Lapis 32


Sabtu 28 November 2015
Simulasi iini adalah pembelajaran bagi CMB sekaligus Anggota Biasa Wapeala dalam menyiapkan Pengenalan Medan minggu depan. Bagi kami anggota biasa, penerimaan anggota menjadi suatu rangkaian kegiatan yang istimewa. Karena kami bertemu wajah wajah segar Wapeala yang siap untuk bergabung dalam keluarga besar Wapeala UNDIP. Wapeala UNDIP tercinta. Kembali ke simulasi, jadi pada hari Sabtu ini kami melakukan simulasi pertama dengan membimbing dan mengarahkan CMB unutk dapat mempraktekkan materi yang disampaikan. 4 aspek utama pencinta alam, yaitu Survival, Navigasi Darat, mounteneering serta MFR.
Menjadi bagian dari proses adik adik lapis 32 merupakan keasyikan tersendiri bagi kami yang aktif pada proker-proker non penerimaan anggota pada periode ini. Bukan hanya memberi semangat baru bagi kami namun juga membuat kami bahagia. Hal itu yang sulit kami dapatkan pada proker-proker sebelumnya.
Setelah semua materi tersampaikan, tak lupa kami  mengevaluasi jalannya kegiatan agar besok pada simulasi kedua tidak ada lagi kebingunan. Itulah yang kami harapkan, memiliki adik adik yang lebih pintar dari kami. Tak asal sekedar lebih pintar, namun kepintaran itu muncul karena kepercayaan mereka terhadap kami yang tulus mem berikan ilmu kami kepada adik-adik kami.

Minggu 29 November 2015
Melanjutkan simulasi sebelumnya, hari ini ibarat ujian final bagi CMB. Setelah melewati pemeriksaan, olahraga, 4 materi dasar serta simulasi pertama, CMB diminta mepaktekkannya dalam perjalanan pendek dalam sebuah tim yang dikoordinasi oleh satu orang. Mereka diberikan 3 titik dan tiga studi kasus yang harus mereka temukan dan pecahkan solusinya. Bukan hal yang terlalu mudah dan bukan juga hal yang terlalu sulit.
Dalam simulasi ini, mereka dibagi dalam 5 kelompok kecil yang masing masing bernama, Beruang madu, Bekantan, Pesut mahakam, Pacet serta Komodo. Masing kelompok didampingi anggota yang hanya mengikuti mereka saja. Dengan strategi mereka masing-masing, satu per satu pos dilewati. Hampir semua kelompok menyelesaikan, ada juga yang masih sering nyasar-nyasar. 
Korban tidak sadarkan diri.

Simulasi kedua ini lebih cepat dari yang pertama, semua CMB memilii peran masing-masing dikelompoknya. Setelah evaluasi banyak sekali cerita-cerita unik yang bisa membuat kita tertawa dan menyadari kesalahan-kesalahan kami. Diakhir evaluasi diumumkan nominasi terbaik. Untuk Pos 1 dimenangkan oleh Kelompok Pesut, Pos 2 dimenangkan oleh kelompok Pacet, Pos 3 dimenangkan kelompok  Bekantan, serta di bidang navigasi dimenagkan oleh kelompok Bekantan lagi.
Begitulah cerita singkat saya selaku bagian dari langkah Wapeala UNDIP.   

21 November 2015

Pernyataan Sikap Mahasiswa Pencinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia

Berdasarkan permasalahan lingkungan yang terjadi diberbagai wilayah Indonesia, maka kami sebagai mahasiswa pencinta alam (MAPALA) tingkat perguruan tinggi se-Indonesia, dengan ini menyatakan sikap sebagai berikut :
  1. Menolak segala bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia.
  2. Menolak segala bentuk pencemaranterhadap udara, air dan tanah.
  3. Menolak alih fungsi hutan yang berdampak pada kerusakan lingkungan.
  4. Menolak pengrusakan hutan.
  5. Menolak eksploitasi terhadap jenis flora dan fauna dilindungi.
  6. Menolak segala bentuk aktivitas yang merusak kawasan karst.
  7. Menolak segala bentuk perusakan daerah pesisir.
Demikian pernyataan sikap yang kami buat atas dasar Musyawarah Mufakat Temu Wicara - TWKM XXVI Mahasiswa Pencinta Alam Tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia di Provinsi Lampung. (Desember 2014)


Dikutip dari :
KEPUTUSAN TEMU WICARA
TEMU WICARA DAN KENAL MEDAN (TWKM) XXVI
MAHASISWA PENCINTA ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI SE-INDONESIA
Nomor : 014/KEP/SID.PLENO II/TWKM-XXVI/XII/2014

Akhirnya Aku Mengerti Arti Pentingya Persiapan

Menjadi Mapala merupakan suatu hal yang istimewa menurut sebagian orang. Namun menurutku menjadi Mapala lebih dari itu.
Wapeala UNDIP aku datangi dengan penuh semangat dengan berbagai kegiatan MABA Teknik D3 Elektro yang cukup padat. Semester awal adalah masa orientasi dengan kampus ini. Kuikuti latihan basket 2x seminggu setiap malam waktu itu. Dan sorenya olahraga cmb Wapeala lapis 31 3x seminggu. Tak jarang setelah larut malam aku datangi sekretariat Wapeala di Pleburan (waktu itu) untuk menyusul materi atau hanya sekedar berkumpul dengan sesama cmb.
Melewati beberapa proses yang panjang dan hanya satu peganganku waktu itu, jadwal kegiatan. Memasuki BTKK Diving (sistem penerimaan lapis 30), kesibukan kampus tak terelakkan. Sebisa mungkin aku ikuti semua materi dan simulasi hingga cap "cah wapeala" mulai melekat didiriku, teman kuliah semua mulai mengikuti label tersebut. Aku hanya berpikir itu sebuah kebanggaan. Namun, kenyataan bahwa persiapan adalah segalanya baru aku rasakan setelah itu. Aku yang hanya mengikuti simulasi satu kali, materi satu kali dan renang gaya katak seadanya (waktu itu masih ada toleransi untuk berangkat ke lapangan) merasa sangat kewalahan ketika dilapangan. Badan serasa sangat sulit menyesuaikan diri. Disitulah aku mulai merasakan pentingnya olahraga (persiapan fisik) dan persiapan materi.

Itulah mengapa kita harus selalu menekankan safety procedure.

Menyapa Negeriku



PENDAPAT DAN IMPIANMU TENTANG PENDIDIKAN INDONESIA :
RAPBN Kemendikbud anggaran tahun 2015 bukanlah jumlah yang sedikit. Tahun 2015 ini anggaran unutk pendidikan mencapai 52 Triliun. Sayangnya masih banyak daerah di negeri ini yang belum mengenyam pendidikan dengan pantas. Pendidikan masih belum merata di semua daerah. Terutama daerah-daerah yang sulit dicapai dengan transportasi darat. Sebagai contoh di daerah Ugimba kabupaten Intan Jaya yang dihuni sekitar 1600 jiwa, masih belum terdapat sekolah dasar yang memadai.
Di Tahun 2015 ini pendidikan merupakan kebutuhan primer. Baik itu pendidikan formal maupun nonformal. Namun tak jarang orang tua yang kurang menyadari hal tersebut. Hal ini terjadi hampir di setiap daerah di Indonesia. Bahkan di kota besar sekalipun. Sebagai kebutuhan pokok, sudah selayaknya pendidikan menjadi prioritas utama. Pendidikan hanya sebagai pelengkap ijazah saja. Jadi, masyarakat Indonesia masih kurang sadar pendidikan.
                “Tuntutlah ilmudari buaian  sampai ke liang lahat”, Kata Rosulullah. Pendidikan tidak hanya hanya pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan Perguruan Tinggi), melainkan ada juga pendidikan non formal (Kursus, Training, dll), pendidikan karakter, pendidikan sosial/bermasyarakat, pendidikan keluarga, pendidikan agama, dan lain sebagainya. Namun kondisi sekarang malah merujuk pada status jenjang pendidikan saja.
                Orang Indonesia bukanlah orang bodoh. Terbukti dengan prestasi-prestasi Olimpiade Sains Internasional yang selalu dipegang oleh saudara-saudara kita. Namun ketika usai pendidikan, banyak dari prang Indonesia yang keluar negeri. Hal itu dikarenakan Indonesia belum bisa memfasilitasi pengembangan bidang keilmuan.
Melihat semua warga negara Indonesia mengenyam pendidikan yang layak, tanpa deskriminasi, dan merata adalah harapanku dari dulu. Suatu saat nanti rakyat Indonesia harus haus akan ilmu dan pendidikan di Indoensia juga harus mendukung hal tersebut. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, kita tidak bisa lepas oleh makhluk lainnya. Seperti flora, fauna, hutan, sungai, danau, laut dan semua isi alam ini. Indonesia harus pintar, tetapi tidak untuk disalahgunakan. Oleh karena itu perlu konsep baru dalam pendidikan, yaitu pendidikan berbasis alam. Satu hal lagi harapan saya adalah melihat pendidikan di Indoensia tidak hanya teori saja, diimbangi penelitian dan praktek. Agar semakin banyak Habibi-Habibi muda di Indonesia ini.
JIKA KAMU TERPILIH INPIRASI APA YANG AKAN KAMU BAGIKAN :
Di Universitas saya tergabung dalam Mahasiswa Pencinta Alam. Di sini saya belajar banyak dari lingkungan, alam dan manusiannya. Oleh karena itu saya ingin berbagi cerita-cerita saya tentang hal tersebut. Beberapa yang  saya dapatkan dan ingin saya bagikan di saudara-saudara saya di daerah adalah budaya membaca, budaya menulis, dan budaya peduli lingkungan.
CERITAKAN SINGKAT TENTANG PENGALAMAN ANDA MENGUNJUNGI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA :
Saya terlahir di desa Krakitan Klaten. Disana banyak masyarakat yang membatik, bercocok tanam, berdagang dan tak sedikit juga yang merantau di Jakarta. Setiap moment lebaran menjadi kesempatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh semua orang. Semua orang mempersiapkan lebaran. Semua orang berkumpul. Banyak pejabat-pejabat dari kota-kota besar yang pulang ke kampung halaman kecil ini. Rawa di sana menjadi hiburan tersendiri bagi warga. Desa itu telah mengenyam pendidikan Islam dan baca tulis islam dari sebelum mengenal tulisan alfabet. Pendidikan disana dilakukan di rumah kakekku setiap sore hari. Mulai dari mengaji, membaca, membatik sampai berbagai hal lain. Sebagai hasilnya banyak warga yang telah hidup mapan sekarang.
Ketika saya mendaki gunung, menyusur sungai, memasuki goa, memanjat tebing atau menyelam pasti melewati sebuah desa terakhir. Hampir setiap desa yang saya lalui masih banyak yang berumah kayu. Disana pun jauh dari sekolah. Akses menuju kesana juga terkadang susah. Dari segi pendidikan dan ekonomi masih relatif kurang. Sangat terasa sekali keihklasan mereka menerima tamu dari mahasiswa. Pernah beberapa kali mengadakan pengabdian disana.
Sewaktu Mahasiswa Baru, saya juga ikut serta dalam Bhakti Sosial di Desa Sangup, lereng Gunung Merapi. Kami mengadakan hiburan rakyat, pemasangan lampu jalan, pakaian murah, seminar, mengajar siswa SD, dan pembagian sembako. Masyarakat disana menerima kehadiran kami dengan hangat.

05 November 2015

Menanamkan Sadar Pendidikan

Sebagai Mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi, memahami arti sebuah pendidikan merupakan sesuatu yang sudah megalir dalam diri kami. Belajar dan menerapkan ilmunya di "mini dunia kerja" menjadi salah satu dari proses kami menjadi penerus bangsa ini. Tidak bisa tidak, disini kami belajar dan berorganisasi. Manajemen orang dari tingkat terendah hingga bahkan antar negara. Itulah yang kami rasakan ketika menjadi bagian dari proses kemajuan bangsa ini sebagai mahasiswa. Diluar sana tidak semua bisa seberuntung kami.

Salah satu kewajiban moril kami yaitu menanamkan pentingnya pendidikan pada warga negara ini. Setelah memahami pentingnya pendidikan harapan kami adalah semakin banyak yang selalu ingin belajar dan terlibat dalam memutar roda Indonesia. Kami hanyalah sebagian kecil dari bangsa besar ini. Tidak bisa dipungkiri kami membutuhkan semakin banyak orang untuk bisa memajukan Indonesia ini.

Kemajuan yang mengarah pada Mentalitas yang kuat, Karakter yang mandiri, Inovatif dan Kreatif. Percuma mengenyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi namun tidak memiliki itu semua.

Mewujudkan itu semua kami mahasiswa aktivis Universitas selalu mengupayakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain menjadi bekal kami di dunia kerja sesungguhnya, juga meningkatkan kehidupan masyarakat yang lebih mapan.