Yang saking indahnya tak dapat terbayangkan oleh pikiranku yang sangat terbatas ini.
Betapa tidak, manisnya tawamu, manjamu, serta hangatnya tanganmu membelai dan mentatih anak kita dengan sabar dan kasih sayang.
Inginku tetap berada dibayangan yang begitu indah itu.
Semakin dekat waktunya, semakin aku tak sabar menjemputmu dalam kesucian pernikahan.
Andai saja aku tak mengingatmu, tentu aku tak akan membayangkan keindahan itu, andai aku tak membayangkannya tentu aku tak perlu terjatuh menahan pahitnya kenyataan setiap kali ku membuka mata dari mengingatmu.
No comments:
Post a Comment