21 March 2016

Earth Hour?

Sabtu 19 Maret 2016 kemarin adalah pelaksanaan Earth Hour 2016. Sudah tau kan apa itu Earth Hour? Sekilas aja, Earth hour adalah grassroot movement secara masal untuk melindungi planet ini dan dikoordinasikan oleh WWF. Sejarahnya dulu Earth Hour dimulai di Sydney, Australia pada tahun 2007. Sejak saat itu gerakan ini meluas di ribuat kota besar dari berbagai negara. Earth Hour tahun ini dilaksanakan pada 19 Maret 2016 antara pukul 20.30-21.30 di zona waktu masing masing dengan cara mematikan lampu yang tidak terlalu penting untuk dinyalakan. Gerakan ini hanya meminta untuk mematikan yang kurang perlu saja, fasilitas publik tetap boleh dioperasikan tentunya.


Tujuan dari Earth hour ini adalah menciptakan bumi yang kondusif dan berkelanjutan. Earth Hour pertamanya adalah mengajak setiap orang untuk mematikan lampu, namun tujuan utamanya lebih dari itu. Yang Earth Hour harapkan adalah aksi kita pada 60 menit tersebut. Saling mempengaruhi kampanye kampanye Earth Hour mulai dari komunitas masing masing dan terus berlanjut dan menyebar luas hingga menjadi sebuah kebiasaan.

Gerakan Earth Hour ini tidak terbatas event tahunan saja. Tetapi kenapa dilaksanakan pada akhir Maret? Alasanya karena akhir pekan kedua terakhir dan akhir bulan Maret adalah sekitar waktu musim semi dan musim gugur ekuinoks di belahan utara dan selatan masing-masing, yang memungkinkan untuk dekat sekali sunset bertepatan di kedua belahan hemisphere, sehingga memastikan dampak visual terbesar untuk global 'lights out' event.

Nah, sudah paham kan? Kalau belum paham bisa cek FAQ aja di earthhour.org .
   
Sekarang yuk kita cek dampaknya dari hal kelistrikan di daerah kita, khususnya Jawa Tengah dan DIY. Hal secara umum yang mudah dilihat adalah penggunaan Beban Listrik. 

Grafik Beban Sabtu pukul 20.30 - 21.30 Sistem Jawa Tengah dan DIY pada 7 Minggu Terakhir.
Data pengukuran Beban per 3o menit pada Sistem Jateng DIY.

 Ternyata pada hari Sabtu 19 Maret 2016 pada waktu earth hour bebannya lebih besar dari minggu minggu sebelumya. Dari sekilas data diatas bisa ditarik beberapa kemunkinan :
  1. Sosialisasi Earth Hour kurang menyeluruh kesetiap wilayah di Jateng DIY.
  2. Gerakan Earth Hour kurang didukung masyarakat.
  3. Masyarakat kurang memahami pentingnya gerakan ini.
  4. Kurangnya dukungan dari pemerintah.

Coba kita lihat rerata beban hariannya pada bulan lalu.


Nah, sekarang malah terlihat bahwa rerata beban harian pun tidak ada yang melebih pada beban Sabtu 19 Maret pada jam Earth Hour. Apakah Earth Hour ini punya pengaruh besar atau tidak? Sekali lagi ini adalah grassroots movement, jadi gerakan ini tidak akan ada pengaruh banyak tanpa kesadaran masyarakat secara masal. Okaay, every day is Earth Hour yaah! ;)

Sumber :
1. https://www.earthhour.org/
2. Data PT.PLN P2BJB Area Pengaturan Beban (APB) Jateng DIY

No comments:

Post a Comment