07 January 2016

Pekan Pertama Tahun 2016


Sepekan telah berlalu, berbagai hal baru juga terjadi di tahun ini. Awal tahun ini sudah berjala 7 hari. Hal-hal baru yang aku dapatkan pada awal tahun ini harus disyukuri apapun itu. Ya karena masih banyak kebiasaan buruk di tahun sebelumnya yang masih menggendoli langkah kakiku. Target-target awal tahun dan akhir tahun pun belum terlunasi. Sedikit yang akan aku tuliskan, agar membuatku lebih mensyukuri anugerah yang sangat melimpah ini.

Pertama dari hal keimanan, diawal tahun ini secara kebetulan aku membaca sebuah kisah nyata yang membuatku tertampar, mengingat berbagai kegagalanku di tahun 2015 lalu. Isi dari kisah tersebut mengingatkanku akan waktu ibadah. Aku pun berusaha lebih mentertibkan waktu ibadahku. Bagaimanapun juga Dia lah yang harus kita dahulukan. Karena apapun di Dunia ini adalah miliknya.

Kedua dari hal organisasi, angin segar kembali memberi semangat bagi kami. Pada tahun ini kami dapat meminta cabang saluran pesawat telepon untuk kegiatan Siaga SAR. Usulan rencana kampus konservasi sebgai penunjang riset pun ditanggapi positif. Satu lagi yang tidak kalah  penting adalah didukungnya saran prasarana pendukung kegiatan kami. Sekali lagi Alhamdulillah.

04 January 2016

Sri Lestari Ningsih

22 Desember (Hari Ibu)


Sri Lestari Ningsih (52)
Sudah 21 Tahun lewat 18 Hari aku terlahir di dunia ini. Semua itu tidak terlepas dari peran ibuku. Beliau adalah lahir di Klaten, 3 April 1963. Ibuku anak ke 5 dari  bersaudara. Lahir dari ayah Alm.Moh Idris, seorang ulama di daerah tempat tinggal beliau, dan ibu bernama Sutarmi, seorang pembatik sekaligus juragan batik pada masa kejayaannya dulu. Namun, sekarang Nenek tinggal sendiri. Nenek memanggil ibu ku dengan panggilan "Lestari", Kakak ibuku dengan panggilan "Markamah", dan Adik ibuku dengan panggilan "Atun". Karena mereka adalah anak perempuan Nenek, maka merekalah yang paling sering dipanggil nenek untuk pelbagai keperluan. Sampai-sampai Nenek ketika memanggil salah satu dari mereka pasti kebalik-balik, kadang manggil ibu tapi semuanya disebut, "Mar, Tun, Les." Begitu juga dengan ibu, ibu juga sering manggil aku, Mas Wahyu, dan Dek Agung, dengan gaya Nenek. "Nu, Yu, Gung", begitulah ibu dan nenekku.