Masih gelap langit diangkasa. Aku terbangun.
Rasa bersalah ini begitu dalam.
Tidak biasa aku menembus udara pagi sepagi ini. Setidaknya sudah lama sejak saat itu.
Kesegaran menyapaku, bersihnya melepaskan tar dan nikotin yang tersisa di paru-paru ini lebih dari tiga triwulan yang lalu.
Melalui jalan dan jembatan setengah lingkaran, tak jauh tujuanku.
Lirik demi lirik lagunya dan imajinasi salah membayangi...
hingga akhirnya kubuang jauh-jauh di proyek Pembangunan Fly Over. Sungguh tak seperti yang aku duga. Ia berseri tak menunjukan seperti yang aku bayangkan. Maaf. (untuk yang biasa aku mintai maaf)
II
Apapun halanganmu, sukurilah. (untuk temanku yang sedang berusaha)
III
Terima kasih. (untuk semua)
Minggu
Degup tak tenang, badan lelah
Pikiran melayang kemana-mana
Hanya memandang layar yang dari tadi tak ada perubahan, hanya timeline yang terus menumpuk
Sampai-sampai tak ingin memenuhi janji hari ini pada seorang aktris film yang kusutradarai
Pagi-Siang |
Sampai aku teringat dan kuresapi (lagi) lirik "cita-citaku" dan "forget to me" ala Pas*ib.
"...Susah itu adalah bagi jiwa yang lemah, gembira, gembira selamanya.."
Seterusnya. |
No comments:
Post a Comment